Home » Mahasiswa KKN Undip Berdayakan Limbah Serbuk Kayu dari Usaha Mebel Menjadi Briket di Desa Rowosari

Mahasiswa KKN Undip Berdayakan Limbah Serbuk Kayu dari Usaha Mebel Menjadi Briket di Desa Rowosari

Batang, Bestarinesi.com, 10 Agustus 2024 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro yang bertempat di Desa Rowosari, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, berinovasi dengan memanfaatkan limbah serbuk kayu dari usaha mebel setempat sebagai bahan alternatif untuk membuat briket. Dengan memproses serbuk kayu menjadi briket, para mahasiswa tidak hanya membantu mengurangi limbah serbuk kayu, tetapi juga menciptakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.

Desa Rowosari memiliki sejumlah usaha mebel yang memproduksi berbagai jenis furnitur kayu. Namun, kegiatan produksi ini juga menghasilkan limbah serbuk kayu dalam jumlah besar yang selama ini belum termanfaatkan dengan baik. Melihat potensi ini, mahasiswa KKN berinisiatif untuk mengolah limbah tersebut menjadi briket, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti arang atau kayu bakar.

Salah satu mahasiswa KKN, ‘Alim Rafii’ Athallah menjelaskan, proses pembuatan briket melibatkan beberapa tahapan, mulai dari pengumpulan serbuk kayu dari usaha mebel di desa tersebut. Serbuk kayu yang terkumpul kemudian dibakar hingga menjadi abu lalu disaring untuk mendapatkan tekstur yang halus. Abu yang telah disaring kemudian dicampurkan dengan bahan perekat alami terbuat dari adonan tepung tapioka dan air yang sudah direbus terlebih dahulu. Tahap selanjutnya, adonan briket dicetak dan dipadatkan dalam pipa secara manual menggunakan. Setelah cukup padat, briket dapat dikeluarkan dari cetakan dan dijemur di bawah terik matahari hingga kering.

“Kami melihat banyaknya limbah serbuk kayu yang dihasilkan usaha mebel di desa ini, sehingga kami berpikir untuk memanfaatkannya agar lebih bernilai. Dengan mengolahnya menjadi briket, kami tidak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga menyediakan alternatif energi yang lebih murah dan ramah lingkungan bagi masyarakat.” ujar Alim selaku koordinator mahasiswa KKN di Desa Rowosari.

Briket yang dihasilkan dari limbah serbuk kayu ini lebih ramah lingkungan karena dapat membantu mengurangi penumpukan limbah dan mendukung konsep daur ulang. Briket juga memiliki daya bakar yang tinggi, serta menghasilkan sedikit asap dibandingkan kayu bakar konvensional. Selain itu, proses pembuatan briket dari serbuk kayu relatif sederhana dan dapat dilakukan dengan peralatan yang mudah didapatkan, sehingga memungkinkan produksi dalam skala kecil oleh masyarakat atau UMKM.

Keberhasilan program kerja pemanfaatan limbah serbuk kayu untuk membuat briket ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam memanfaatkan limbah secara efektif dan berkelanjutan. Mahasiswa KKN berharap inovasi ini dapat terus dikembangkan oleh masyarakat Desa Rowosari, sehingga dapat menjadi salah satu produk unggulan desa yang dipasarkan ke luar daerah dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

 

 

Editor: M. Zainudin Aklis

Lanjut Membaca

Post navigation

Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *