Sukoharjo, Bestarinesia.com – Dalam upaya meningkatkan efisiensi kerja dan menjaga kelestarian alat musik tradisional, Kelompok Karawitan Puspito Laras di Desa Parangjoro mendapatkan sosialisasi dan pendampingan mengenai budaya kerja 5S ala Jepang. Kegiatan tersebut diadakan oleh Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (Undip) dari program studi S1 Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Shafira Agustina, dengan tema “Pendampingan Kaizen melalui Budaya Kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke)” pada Kamis (01/08/24).
Sosialisasi yang berlangsung di Ruang Karawitan Desa Parangjoro ini dihadiri oleh 20 anggota Kelompok Karawitan Puspito Laras yang terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak warga Desa Parangjoro. Mereka antusias menyimak setiap penjelasan mengenai penerapan 5S, yang terdiri dari Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), dan Shitsuke (Rajin). Budaya kerja 5S adalah sebuah metode manajemen dari Jepang yang efektif dan efisien dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih rapi, teratur, dan nyaman.
Menurut Shafira, penerapan budaya kerja 5S dapat membantu pengelolaan peralatan alat musik dan organisasi Kelompok Karawitan Puspito Laras dengan lebih baik. “Dengan mengadopsi 5S, para pelaku seni karawitan bisa menjaga alat musiknya tetap dalam kondisi prima, serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih tertib dan efisien. Hal ini sangat penting untuk memastikan keberlangsungan kesenian karawitan di tengah perkembangan zaman,” ujarnya.
Dalam sosialisasi tersebut, para peserta diajarkan cara memilah peralatan musik berdasarkan frekuensi penggunaan (Seiri), menata peralatan musik berdasarkan jenis dan ukuran secara rapi (Seiton), menjaga kebersihan ruang latihan dan alat musik (Seiso), serta menerapkan standarisasi dalam menggunakan dan merawat peralatan musik (Seiketsu). Tidak kalah penting, mereka juga diingatkan tentang pentingnya disiplin (Shitsuke) dalam menjaga kebiasaan baik ini agar bisa diterapkan secara konsisten.
Ketua Kelompok Karawitan Puspito Laras, Murdiyanti (67), setuju bahwa penerapan 5S akan sangat membantu dalam menjaga kerapihan dan kelestarian alat musik gamelan yang sering digunakan dalam latihan maupun pertunjukan. “Betul yang disampaikan Mbak Shafira, dengan cara ini, alat musik yang digunakan Kelompok Karawitan Puspito Laras bisa lebih awet dan tersusun rapi. Kami juga bisa latihan lebih nyaman dan fokus dengan lingkungan yang tertata rapi,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para pelaku seni karawitan bisa mengadopsi budaya 5s yang dapat meningkatkan produktivitas, efesiensi, dan efektivitas dalam berkarya serta berkontribusi dalam menjaga warisan budaya Indonesia untuk generasi mendatang.
Editor: M. Zainudin Aklis
Tinggalkan Komentar