Home » Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Membuat Pupuk Cair dari Air Cucian Beras: Solusi Hemat dan Ramah Lingkungan yang Mengubah Pertanian Anda!

Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Membuat Pupuk Cair dari Air Cucian Beras: Solusi Hemat dan Ramah Lingkungan yang Mengubah Pertanian Anda!

Sukoharjo, Bestarinesia.com – Rabu, 24 Juli 2024 di Gedung Pertemuan Bakalan, Desa Mertan. Jonathan Cor Riyanto, mahasiswa Bioteknologi Undip melakukan pelatihan di lingkungan RT 02/RW 03 mengenai pembuatan pupuk cair dari air cucian beras. Pertemuan yang berlangsung dari jam 13.00-selesai yang dihadiri kurang lebih 14 orang. Rangkaian acara tersusun atas kata sambutan, pelatihan pembuatan pupuk organik padat, pelatihan pembuatan pupuk organik cair, kemudian diakhiri dengan foto bersama.

Air cucian beras merupakan limbah rumah tangga yang dihasilkan hampir setiap hari. Alih-alih dibuang begitu saja, air cucian beras dapat dijadikan pupuk. Cara pembuatannya sangat mudah. EM4 dan molase sebanyak 1 sendok makan dilarutkan dalam air cucian beras 600 ml. Campurkan bahan-bahan, kemudian masukan dalam botol dan ditutup rapat. Setelah 1-2 minggu pupuk organik cair siap digunakan.

“Lantas mengapa pupuk organik cair kekentalan yang lebih rendah dibandingkan pupuk kimia?” tanya salah seorang petani yang jeli. Banyak dari masyarakat tani di Desa Mertan masih meragukan pemanfaatan pupuk cair karena telah terbiasa mengunakan pupuk kimia. Pupuk organik dibuat melalui proses fermentasi yang dilakukan oleh mikroba. Saat mikroba melangsungkan proses fermentasi dihasilkan produk samping berupa uap air dan CO2 (karbon dioksida). Uap air hasil fermentasi menambah kandungan air dalam pupuk organik.

Pupuk organik mempunyai manfaat terhadap tanah dan tumbuhan yang tidak didapatkan dari penggunaan pupuk kimia. Meskipun memberikan hasil yang nyata dalam jangka waktu dekat, penggunaan pupuk kimia pada dosis yang berlebihan menyebabkan pencemaran tanah dan mematikan mikroba penyubur tanah. Sebaliknya pupuk organik memperbaiki struktur reologi tanah karena mengandung mikroba aktif yang ditumbuhkan melalui proses fermentasi.

 

Editor: M. Zainudin Aklis

Lanjut Membaca

Post navigation

Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *