Sragen, Bestarinesia.com (21/7/24), Permasalahan sampah yang tidak kunjung usai mengakibatkan banyak orang memilih untuk membakar sampah organik, seperti sisa makanan dan daun-daunan, sebagai solusi yang dianggap praktis. “Setiap rumah masih memiliki lahan yang luas maka dari itu warga desa memilih untuk membakar sampah di lahan pekarangan rumah mereka dan langkah ini dianggap sebagai langkah paling cepat untuk menguraikan sampah” ujar Ibu Nety selaku Sekretaris Desa Jetiskarangpung. Namun, tindakan ini menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi kesehatan maupun lingkungan.
Pembakaran sampah organik melepaskan polutan berbahaya ke udara, termasuk partikel asap dan gas beracun yang dapat menyebabkan masalah pernapasan dan berkontribusi pada pencemaran udara. Oleh karena itu, kurangnya edukasi kepada masyarakat terkait cara mengolah sampah rumah tangga menciptakan masalah lingkungan dan kesehatan yang signifikan.
Berdasarkan permasalahan yang ada di Desa Jetiskarangpung, mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro, Redita Hasna Shafia dari Program Studi Teknik Lingkungan mengadakan program monodisiplin dengan judul program “Pencerdasan Terkait Cara Mengolah Sampah Rumah Tangga” yang berlokasi di Desa Jetiskarangpung RT.02, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen dengan target peserta Ibu-Ibu PKK RT.02 Desa Jetiskarangpung.
Tujuan diangkatnya program monodisiplin ini adalah sebagai wadah untuk memahami bagaimana pentingnya pengolahan sampah rumah tangga sendiri dengan berbagai macam metode, mulai dari memilah sampah menjadi dua kategori, yaitu sampah organik dan sampah anorganik hingga menerapkan metode 3R (reuse, reduce, recycle) yang dapat membantu mengurangi beban polusi lingkungan, mengurangi emisi karbon, serta meningkatkan kreatifitas warga desa.
Kegiatan diawali dengan materi pengenalan sampah rumah tangga, termasuk pentingnya memilah sampah organik dan anorganik serta dampak buruk dari pengelolaan sampah dengan cara dibakar. Diskusi interaktif juga sering kali diadakan untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga. Kegiatan ini ditutup dengan demonstrasi penerapan 3R (reuse, reduce, recycle) antara lain, pembuatan lilin aroma terapi dari minyak jelantah serta teknik pengomposan sederhana yang bisa dilakukan dengan skala rumah tangga.
Diharapkan setelah pemberian materi berupa cara mengolah sampah rumah tangga, ibu-ibu PKK RT.02 dapat menerapkan secara langsung di rumah masing-masing. Hal ini akan memberikan dampak yang cukup signifikan karena dapat mengurangi intensitas pembakaran sampah plastik yang biasa dilakukan oleh warga desa setempat. Diharapkan juga ibu-ibu PKK RT.02 dapat lebih aktif dalam berkreasi untuk mendaur ulang sampah anorganik yang biasa dikumpulkan di bank sampah.
Editor: M. Zainudin Aklis
Tinggalkan Komentar