Temanggung, Bestarinesia.com – Pada era ini memiliki zaman laju dengan pertumbuhan yang berkembang dan semakin pesat, ruang kota maupun desa menjadi medan dengan kehidupan sehari-hari. Namun, seringkali kita menemukan bahwa pengelolaan ruang kota kurang optimal, tidak inklusif, atau bahkan mengabaikan kebutuhan masyarakat. Kesenian adalah sebuah bentuk dengan perkembangannya dan menghadirkan makna-makna mendalam melalui simbol-simbol yang terkandung dalam pelaksanannya. Di sebuah Desa yang dilanda dengan kurang perhatian dengan praktisi kebudayaan membuat warga menjadi memberanikan diri untuk membangun kesenian-kesenian yang diciptakan oleh para leluhur.
Desa Jombor adalah desa yang berada dalam kecamatan Jumo didaerah Temanggung dengan banyak pemandangan gunung maupun cuaca dingin yang ekstrim, Desa Jombor memiliki kesenian-kesenian yang beraneka ragam dengan bentuk yang berbeda-beda, dalam membuat dan mengembangkan kesenian ini berawal dari para leluhur lalu dilajutkan dengan generasi selanjutnya. Segala pembentukan dan praktik seni yang dilakukan membantu para warga untuk mengingat kesenian di tanah kelahirannya. Namun yang sangat disayangkan adalah beberapanya kurang perhatiannya dengan zaman yang sudah modern yang membuat kesenian maupun keaktifan ini menjadi kurang diperhatikan sehingga profil yang sudah ada tidak dapat dikenali. Kesenian yang mendalam memiliki sebuah ikatan yang erat dari para leluhur dengan generasi yang melanjutkan.
Kota yang ideal adalah kota yang memenuhi kebutuhan semua penghuninya, yang hanya bisa terjadi jika semua pihak terlibat dalam pembentukannya. Jane Jacobs mengatakan, “ Kota yang bisa memenuhi kebutuhan semua orang jika dibangun oleh semua orang.” Meskipun prinsip ini telah diatur dalam hukum, kenyataannya masih banyak kesenjangan. Kota membutuhkan pendekatan multidisiplin, termasuk seni dan humaniora, untuk membangun rasa cinta dan kepemilikian serta mendorong keterlibatan masyarakat
Kiraz Jauzy Arham selaku mahasiswa Universitas Diponegoro yang saat ini sedang bertugas sebagai TIM II KKN UNDIP periode 2023/2024, dengan langkah dan insiasi bertekad membangun cerita dan bagaimana sebuah identitas kebiasaan warga maupun keterampilan pada kesenian yang dimiliki oleh Desa Jombor. Sebuah insiasi ini menjadi bentuk data pendukung untuk warga.
Buku yang dibangun dan diterbitkan oleh kiraz dengan waktu yang sangat panjang dengan riset lebih dalam keadaan para warga Desa Jombor. Riset dilakukan dengan mencerna dari berbagai kelompok umur. meminjam waktu kosong maupun keaktifan warga dari acara-acara warga menjadi ruang untuk wawancara agar mendapatkan infomarsi lebih lengkap.
“Niatnya saya ingin membangun zine yang berkisah tentang profil dan kebiasaan para warga, namun jika dilihat lebih jauh. output yang cocok memang buku katalog. karena kemungkinan besar bahwa ini menjadi output besar untuk 2 atau 3 tahun ke depan bagi masyarakat maupun Pemerintah Desa” Ujar Kiraz
Saat ini Buku yang sudah di ciptakan menjadi pajangan baru di berbagai setiap dusun yang di miliki oleh Desa Jombor. tak hanya itu, kiraz juga menginsiasi untuk mengirim sebuah Softfile agar pemerintah desa bisa lebih lanjut untuk menerbitkan beberapa buku tentang kegiatan desa maupun berbagai lainnya.
Editor: M. Zainudin Aklis
Tinggalkan Komentar