Kab. Sragen, Bestarinesia.com – Memotret dan menyikapi permasalahan pertanian biji jagung berwarna putih dan ketergantungan dengan pupuk kimia, TIM II KKN UNDIP 2024 mengadakan penyuluhan tanggal 10 Agustus 2024 mengenai pembuatan pupuk organik cair (POC) dari kotoran ternak ruminansia di rumah Bapak Kepala Desa Tempelrejo yang bernama Agung Dwi Harjanto dimana dihadiri oleh petani dan peternak. Pemilihan kotoran ruminansia karena banyaknya masyarakat di Desa Tempelrejo yang mempunyai ternak berupa sapi dan kambing.
POC merupakan pupuk organik cair yang dibuat secara alami melalui proses fermentasi dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak, molasses, EM4, dan air. Keunggulan POC dibandingkan dengan pupuk kimia adalah pupuk organik tidak mengandung bahan berbahaya sehingga aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia, membantu memperbaiki struktur tanah, menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman, tanaman yang diberi POC cenderung lebih sehat, kuat, dan menghasilkan buah atau biji yang lebih berkualitas, serta bahan baku POC mudah didapatkan dan proses pembuatannya relative sederhana sehingga harganya terjangkau dibandingkan pupuk kimia. Penggunaan pupuk organik cair dengan menyemprotkan ke daun maupun tanah dengan perbandingan POC dan air adalah 1:10 liter air.
Selain itu, petani diberikan pemahaman mengenai pencatatan keuangan yang baik sangat penting untuk mengelola produksi POC secara efisien dan efektif. Pencatatan keuangan adalah seperti peta bagi petani. Dengan peta yang jelas, petani dapat mengetahui arah tujuan usahanya, mengidentifikasi kendala, dan mengambil keputusan yang tepat. Pencatatan keuangan adalah investasi jangka panjang bagi petani POC. Dengan pencatatan yang baik, petani tidak hanya dapat meningkatkan keuntungan, tetapi juga memastikan keberlanjutan usaha pertanian organiknya.
“Semoga dengan adanya penyuluhan mengenai POC ini dapat membantu mengatasi masalah yang sedang kami hadapi ya Mbak karena kami masih bergantung dengan pupuk kimia”, ujar salah satu warga.
Adapun pelaksanaan kegiatan ini dengan memberikan pemahaman mengenai POC, manfaat, dan dilanjutkan dengan demonstrasi mengenai cara pembuatan POC. Di tengah-tengah demonstrasi juga dilakukan sesi tanya jawab dengan peternak agar peternak paham dan jelas mengenai POC. Harapannya dengan adanya penyuluhan mengenai pembuatan POC dapat membantu peternak dalam mengatasi masalah pertanian mereka.
Tak hanya itu saja, TIM II KKN UNDIP juga melakukan pembuatan logo sebagai bagian dari upaya branding desa. Logo ini merupakan representasi identitas dan potensi lokal desa serta komitmen terhadap pertanian yang berkelanjutan. Setiap elemen dalam logo tersebut dipilih untuk mewakili kekayaan alam dan potensi lokal yang dimiliki desa. Logo yang dihasilkan diharapkan tidak hanya menjadi simbol kebanggaan warga, tetapi juga alat promosi yang efektif untuk lebih mudah dikenali dan diterima oleh konsumen, serta membuka peluang baru bagi pengembangan desa melalui peningkatan daya tarik untuk memperkenalkan produk sampai ke luar daerah.
Dalam penyuluhan tersebut, Mahasiwa KKN TIM II UNDIP ini menekankan pentingnya perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atas inovasi ini, agar produk yang dihasilkan dapat memiliki daya saing dan dilindungi dari peniruan. Masyarakat diharapkan dapat mengembangkan dan mematenkan metode yang diajarkan, sehingga desa ini bisa menjadi pionir dalam produksi pupuk organik cair yang berbasis lokal dengan perlindungan HKI yang memadai.
Editor: M. Azis
Tinggalkan Komentar