Home » Mahasiswa KKN UPGRIS Kelompok 69 Berkolaborasi dengan Puskesmas Truko Gelar Sosialisasi Pencegahan DBD di Desa Truko

Mahasiswa KKN UPGRIS Kelompok 69 Berkolaborasi dengan Puskesmas Truko Gelar Sosialisasi Pencegahan DBD di Desa Truko

Kendal, Bestarinesia.com – Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD), Kelompok 69 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas PGRI Semarang (Upgris) berkolaborasi dengan Puskesmas Truko mengadakan sosialisasi pencegahan DBD di Gedung Serbaguna Balai desa Truko. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyebaran nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit DBD.

Program ini terlaksana pada hari Jum’at, 7 Februari 2025 dihadiri oleh perangkat desa, tenaga kesehatan dari Puskesmas Truko, serta warga dari berbagai kalangan.

Sesi sosialisasi diisi oleh tim dari Puskesmas, masyarakat diberi pengetahuan tentang gejala DBD, cara penularan, ciri-ciri nyamuk aedes aegepty, fase penyakit, serta langkah-langkah pencegahan yang efektif, seperti program 5M Plus (Menguras bak mandi, Menutup tempat penampungan air, Mengubur atau Mendaur ulang barang bekas, Menggunakan larvasida, serta Memantau jentik berkala).

Sementara itu, mahasiswa KKN turut berperan dalam memberikan demonstrasi langsung mengenai cara mengidentifikasi dan menghilangkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Menariknya dalam program ini disajikan juga kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) atau bisa disebut dengan 3M Plus di beberapa rumah warga untuk membasmi jentik nyamuk di tempat penampungan air. Hal ini dikarenakan penampungan air, lubang, ataupun botol yang terdapat genangan air menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

Antusiasme masyarakat sangat tinggi, terlihat dari interaksi aktif mereka dalam sesi tanya jawab serta komitmen mereka untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan di lingkungan masing-masing.

Zen Khoerul Anam, selaku kordes, menyampaikan “Dengan dukung pemerintah desa dan puskesmas serta partisipasi warga dalam program ini, kami berharap ini menjadi sebuah awal dalam membangun desa yang bersih dan sehat, utamanya bebas dari ancaman DBD.” Ujarnya

More Reading

Post navigation

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *