Sukoharjo, Bestarinesia.com – Selasa, 23 Juli 2024, Maela Rosinta, mahasiswa Program Studi S1 Agribisnis yang tergabung dalam KKN TIM II Universitas Diponegoro (UNDIP), melaksanakan program kerja inovatif di Desa Puhgogor. Program ini berfokus pada pemanfaatan limbah botol dan gelas plastik sebagai media tanam untuk produk hortikultura yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin, khususnya bagi ibu hamil.
Kegiatan ini berlangsung di rumah Ibu Sri, yang merupakan bidan desa sekaligus menjadi posko KKN TIM II UNDIP. Acara ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat, dengan kehadiran sekitar 40 ibu-ibu PKK, ibu hamil, serta anggota Posyandu Desa Puhgogor.
Program ini dilatarbelakangi oleh dua isu utama yang dihadapi masyarakat Desa Puhgogor, yaitu tingginya jumlah limbah plastik dan kebutuhan akan asupan nutrisi tambahan bagi ibu hamil. Limbah plastik, seperti botol dan gelas, sering kali hanya dibuang dan menumpuk, menimbulkan masalah lingkungan. Sementara itu, ibu hamil di desa tersebut memerlukan tambahan nutrisi untuk meningkatkan kadar hemoglobin, yang penting untuk mencegah anemia dan komplikasi kehamilan.
Maela Rosinta melihat potensi dari dua permasalahan ini dan menggabungkannya dalam satu solusi: memodifikasi limbah plastik sebagai media tanam untuk produk hortikultura yang kaya zat besi, seperti bayam merah dan daun kelor. Kedua jenis tanaman ini dikenal memiliki manfaat yang baik untuk meningkatkan kadar hemoglobin. Bayam merah kaya akan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh, sementara daun kelor memiliki kandungan nutrisi yang lengkap, termasuk vitamin C yang membantu penyerapan zat besi.
Dalam kegiatan ini, Maela memaparkan cara mengolah limbah botol dan gelas plastik menjadi pot tanam yang fungsional. Para peserta diajarkan langkah-langkah praktis dalam memodifikasi botol dan gelas plastik, mulai dari membersihkan, memotong, hingga membuat lubang-lubang untuk drainase. Setelah itu, Maela menunjukkan cara menanam bibit bayam merah dan daun kelor dalam pot-pot tersebut, serta memberikan tips perawatan agar tanaman tumbuh subur.
Selain aspek teknis, Maela juga menjelaskan pentingnya konsumsi produk hortikultura yang kaya akan zat besi bagi ibu hamil. Ia menjelaskan bahwa dengan menanam sendiri, ibu-ibu tidak hanya mendapatkan sumber pangan yang sehat dan bergizi, tetapi juga dapat mengurangi ketergantungan pada sayuran yang dibeli di pasar. Ini sekaligus menjadi langkah hemat dan ramah lingkungan, mengingat bahan tanam yang digunakan berasal dari limbah yang tidak terpakai.
Acara ini berlangsung interaktif, dengan ibu-ibu PKK, ibu hamil, serta anggota Posyandu yang hadir menunjukkan antusiasme yang tinggi. Mereka aktif bertanya dan mencoba mempraktikkan sendiri cara memodifikasi limbah plastik dan menanam bibit hortikultura. Beberapa peserta bahkan berbagi pengalaman pribadi tentang manfaat sayuran bagi kesehatan kehamilan mereka. Kegiatan ini diakhiri dengan sesi diskusi dan tanya jawab, di mana para peserta berbagi ide untuk memperluas program ini di lingkungan masing-masing.
Secara keseluruhan, program ini berhasil memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara memanfaatkan limbah plastik secara kreatif dan bermanfaat, sekaligus mendukung kesehatan ibu hamil di Desa Puhgogor. Program ini juga menginspirasi para peserta untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan kesehatan mereka. Melalui kegiatan ini, Maela Rosinta tidak hanya berkontribusi dalam pengelolaan limbah dan pemberdayaan masyarakat, tetapi juga berperan dalam peningkatan kesehatan ibu hamil di desa tersebut.
Editor: M. Zainudin Aklis
Tinggalkan Komentar