Sukoharjo, Bestarinesia.com – Kamis, 01 Agustus 2024, Maela Rosinta, mahasiswa Program Studi S1 Agribisnis yang tergabung dalam KKN TIM II Universitas Diponegoro (UNDIP), melaksanakan program kerja bertema “Fermentasi Air Cucian Beras sebagai Pupuk Organik Penunjang Kesehatan Pangan Sampingan” di Desa Puhgogor. Program ini diadakan di rumah Ketua Karang Taruna Dukuh Kedungdowo, Bapak Wahyono, dan dihadiri oleh sekitar 10 orang anggota Karang Taruna Kedungdowo serta perwakilan ibu-ibu PKK Desa Puhgogor.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pemanfaatan air cucian beras, yang sering kali dianggap sebagai limbah, menjadi pupuk organik yang kaya nutrisi. Pupuk organik ini diharapkan dapat menunjang kesehatan dan pertumbuhan tanaman pangan sampingan, seperti sayuran dan buah-buahan yang ditanam di pekarangan rumah, sehingga dapat mendukung ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
Dalam pemaparannya, Maela Rosinta menjelaskan bahwa air cucian beras mengandung berbagai nutrisi penting, seperti vitamin B, zat besi, fosfor, dan mineral lainnya, yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Dengan teknik fermentasi yang tepat, air cucian beras dapat diubah menjadi pupuk organik cair yang efektif untuk menyuburkan tanah dan tanaman, sekaligus mendukung pertanian yang lebih ramah lingkungan.
Proses fermentasi yang diperkenalkan oleh Maela cukup sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja di rumah. Air cucian beras yang telah dikumpulkan ditempatkan dalam wadah tertutup, lalu ditambahkan dengan bahan pemicu fermentasi seperti gula merah atau molase. Wadah kemudian disimpan di tempat yang teduh dan dibiarkan selama beberapa hari hingga proses fermentasi selesai. Pupuk cair yang dihasilkan bisa langsung digunakan dengan cara mencampurkannya dengan air dan menyiramkan ke tanaman.
Para peserta, yang terdiri dari anggota Karang Taruna dan perwakilan ibu-ibu PKK, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap program ini. Mereka diajak untuk terlibat langsung dalam proses pembuatan pupuk organik, mulai dari pengumpulan air cucian beras, penambahan bahan fermentasi, hingga penyimpanan yang tepat. Selain itu, Maela juga memberikan tips mengenai cara penggunaan pupuk organik ini pada berbagai jenis tanaman pangan sampingan, serta manfaatnya dalam meningkatkan kualitas hasil panen.
Diskusi dalam kegiatan ini berlangsung aktif, dengan para peserta yang mengajukan berbagai pertanyaan terkait fermentasi dan penggunaan pupuk organik cair ini dalam skala yang lebih besar. Beberapa peserta juga berbagi pengalaman mereka tentang praktik pertanian organik di rumah masing-masing, dan bagaimana mereka dapat memanfaatkan program ini untuk meningkatkan produktivitas tanaman di pekarangan mereka.
Selain itu, Maela juga menekankan pentingnya keberlanjutan program ini. Ia mengajak para anggota Karang Taruna dan ibu-ibu PKK untuk terus menerapkan dan menyebarluaskan pengetahuan yang telah diperoleh kepada masyarakat lainnya. Dengan begitu, program ini dapat memberikan dampak yang lebih luas dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan kesehatan pangan di Desa Puhgogor.
Program ini diakhiri dengan pembagian materi panduan fermentasi air cucian beras sebagai pupuk organik kepada peserta, agar mereka dapat melanjutkan praktik ini di rumah masing-masing. Program yang dilaksanakan oleh Maela Roshinta ini berhasil memberikan wawasan baru kepada masyarakat tentang cara sederhana dan efektif dalam memanfaatkan limbah rumah tangga untuk mendukung pertanian organik.
Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat Desa Puhgogor dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan melalui praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan.
Editor: M. Zainudin Aklis
Tinggalkan Komentar