Home » Edukasi Pemanenan Air Hujan sekaligus Pemanfaatan Sampah Organik menggunakan Biopori di Desa Tedunan bersama Tim 1 KKN Undip 2025

Edukasi Pemanenan Air Hujan sekaligus Pemanfaatan Sampah Organik menggunakan Biopori di Desa Tedunan bersama Tim 1 KKN Undip 2025

Batang, Bestarinesia.com – Mahasiswa KKN TIM I Universitas Diponegoro Tahun 2025 melaksanakan program edukasi mengenai lubang resapan biopori sebagai solusi peningkatan penyerapan air tanah sekaligus pemanfaatan limbah organik rumah tangga. Kegiatan ini berlangsung pada Senin, 27 Januari 2025 di Madrasah Diniyah Dukuh Krangkeng bersama dengan Ibu-Ibu Muslimat Fatayat.

Fungsi utama lubang resapan biopori adalah untuk mempercepat penyerapan air hujan guna mengurangi genangan serta meningkatkan cadangan air bersih dalam tanah. Hal ini sangat relevan dengan kondisi geografis Desa Tedunan yang didominasi tanah lunak, sehingga biopori dapat membantu menjaga stabilitas tanah dan mengurangi risiko pergeseran.

Selain itu, lubang resapan biopori juga berperan dalam pengelolaan limbah organik. Sampah rumah tangga seperti bonggol jagung, kulit buah, dan dedaunan kering dapat dimasukkan ke dalam lubang biopori untuk selanjutnya diuraikan oleh mikroorganisme tanah menjadi pupuk kompos yang bermanfaat bagi lingkungan.

Pemaparan Materi kepada Ibu-Ibu Muslimat Fatayat (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2025)

Pemasangan lubang resapan biopori dilakukan di area terbuka yang sering terkena air hujan, seperti pekarangan rumah dan perkebunan dengan memperhatikan jenis tanah. Tanah yang ideal untuk biopori adalah tanah yang tidak terlalu padat dan bebas dari bebatuan agar proses penyerapan air dapat berjalan optimal.

Cara pembuatan dan perawatan lubang resapan biopori yaitu sebagai berikut.

  1. Buat lubang vertikal sedalam 50–100 cm (menyesuaikan kedalaman pipa) dengan memperhatikan kedalaman muka air tanah. Lubang dibuat sesuai dengan diameter pipa yang akan dipasang.
  2. Masukan pipa yang sudah dilubangi ke dalam lubang vertikal yang sudah dibuat di tanah sebelumnya.
  3. Isi lubang dengan limbah organik secara bertahap setiap 5 hari sekali (dapat disesuaikan). Biopori dapat diisi kembali ketika limbah sebelumnya sudah menyusut akibat proses pelapukan.
  4. Gemburkan isi lubang setiap 2 minggu untuk mempercepat proses pembusukan.
  5. Lubang resapan biopori yang sudah penuh dapat didiamkan selama 3 bulan.
  6. Setelahnya, kompos yang sudah jadi dapat diangkat dari lubang biopori.

 

Penulis : Audy Adilla Hadisuroyo – Program Studi S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik
Editor: M. Zainudin Aklis

 

 

Lanjut Membaca

Post navigation

Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *