Surakarta, Bestarinesia.com – “Masa kehamilan adalah momen yang dinanti-nantikan oleh pasangan suami istri, terutama bagi seorang wanita. Selama periode ini, perhatian utama biasanya diberikan kepada pemenuhan kebutuhan fisik seperti asupan makanan bergizi, pemeriksaan rutin perkembangan janin, dan persiapan kebutuhan bayi baru lahir seperti pakaian, popok, serta perlengkapan mandi. Meskipun semua kebutuhan tersebut sangat penting, ada aspek lain yang tidak kalah penting yaitu kesehatan mental sang ibu,” ujar Yadnya Cakra
Ia melanjutkan bahwa, sering kali setelah melewati masa kehamilan dan memasuki fase pasca melahirkan, kesehatan mental ibu cenderung diabaikan. Perubahan signifikan yang terjadi baik dari segi fisik maupun hormonal, membuat ibu rentan mengalami depresi pasca melahirkan atau yang lebih dikenal dengan istilah baby blues. Jika tidak ditangani dengan baik, baby blues dapat berdampak negatif, seperti pengabaian atau bahkan kekerasan yang berakibat pada perkembangan bayi.
Melihat pentingnya isu ini, mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro (UNDIP) mengangkat program “Pelatihan Regulasi Stres di Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan” sebagai salah satu kegiatan pengabdian masyarakat di Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, pada Sabtu, 27 Juli 2024.
Yadnya Cakra Cyntia Dewi, seorang mahasiswa psikologi yang terlibat dalam program ini, menjelaskan alasan pemilihan topik baby blues terkait erat dengan program kelurahan yang berfokus pada pencegahan stunting. “Ibu merupakan figur yang sangat penting bagi anak, sehingga kesehatan emosional ibu sejak dini perlu mendapatkan perhatian khusus. Jika ibu mengalami baby blues yang berkepanjangan, risiko pengabaian atau bahkan kekerasan terhadap bayi meningkat, bukan karena ibu tidak sayang, tetapi karena pengaruh hormon dan faktor lingkungan,” tutur Yadnya.
Kegiatan ini diselenggarakan bekerja sama dengan Puskesmas Setabelan sebagai bagian dari program rutin mereka, yaitu “Kelas Ibu Hamil” yang bertempat di Pendopo Kantor Kelurahan Keprabon. Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dihadiri oleh seluruh ibu hamil di wilayah Kelurahan Keprabon. Setelah sesi sosialisasi dari pihak puskesmas mengenai alat kontrasepsi, cara menyusui, dan pelatihan senam, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi individu antara mahasiswa dan para ibu hamil.
Diskusi tersebut membahas kesehatan mental selama masa kehamilan dan pasca melahirkan, terutama terkait dengan permasalahan baby blues. Setiap peserta juga diberikan buku saku sebagai panduan untuk menghadapi fase baby blues, serta edukasi mengenai ketiga trimester kehamilan dan deteksi dini kondisi kesehatan mental.
Program ini mendapatkan tanggapan positif dari peserta yang hadir. Beberapa di antaranya menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental, terutama setelah melahirkan. “Terima kasih, Mba. Sesi ini sangat bermanfaat bagi saya, terutama karena ini adalah kehamilan pertama saya. Saya sudah sering mendengar tentang baby blues dan kadang merasa takut, tapi semoga nanti bisa saya hadapi dengan baik,” ujar Julia (29), seorang peserta dengan usia kandungan 6 minggu.
Dengan adanya program ini, diharapkan para ibu di Kelurahan Keprabon dapat lebih siap secara mental dalam menghadapi masa kehamilan dan pasca melahirkan, serta mampu memberikan perawatan terbaik bagi bayi mereka.
Kontributor: Yadnya Cakra Cyntia Dewi
Editor: M. Zainudin Aklis
Tinggalkan Komentar