Temanggung, Bestarinesia.com – Guna mencegah Pernikahan Dini, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro memantik kesadaran terkait seksualitas kepada remaja di Desa Plosogaden pada hari Sabtu, 20 Juli 2024 melalui program edukasi seksual dan praktik analisis kritis studi kasus.
Menurut UNICEF tahun 2022, Indonesia masuk pada peringkat ke-8 di dunia dengan banyaknya kasus pernikahan dini. Berdasarkan pada data yang diberikan oleh Bidan Desa Plosogaden, di Desa Plosogaden terhitung cukup banyak yang melakukan pernikahan dini sehingga desa ini juga menyuarakan pentingnya penekanan angka pernikahan dini. Untuk menanggapi hal tersebut, Regina Afrianabilah Nata Shabrina, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Semarang, mengadakan program “Sex Education: Kenali dan Lindungi Diri.”
Program ini bertujuan membuka pikiran remaja tentang seksualitas dan membantu remaja sadar pentingnya menjaga diri dari hal-hal yang berisiko, seperti pernikahan dini dan atau kehamilan di luar nikah.
Program ini membahas berbagai masalah yang sering dihadapi remaja saat berpacaran, seperti kekerasan, pelecehan, dan seks yang tidak aman. Selain itu, adapun materi mengenai dampak kehamilan di usia remaja. Regina juga memberikan tips untuk mencegah kehamilan di usia remaja, seperti penetapan batasan-batasan diri dengan orang lain.
Selain teori, Regina juga mengajak remaja untuk berlatih menghadapi situasi sulit seperti pelecehan dan kekerasan seksual melalui studi kasus. Studi kasus dijalankan dengan metode diskusi kelompok yang kemudian masing-masing kelompok memaparkann kesimpulan dari hasil diskusi mereka.
“Melalui adanya program ini, diharapkan para remaja Desa Plosogaden dapat lebih paham dan menyadari pentingnya batasan diri.” ujar Bu Tri selaku Bidan Desa Plosogaden, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Para remaja Desa Plosogaden cukup antusias dan menyimak dengan baik selama keberjalanan program ini.
“Program ini mengajarkan saya banyak hal, terutama tentang konsekuensi dari kehamilan di usia remaja dan pencegahan yang dapat dilakukan ketika menghadapi situasi berbahaya. Saya dapat menerapkan hal tersebut di kehidupan saya,” ujar Lintang, salah satu peserta yang mengikuti program.
Dengan adanya program ini, harapannya remaja di Desa Plosogaden dapat pemikiran terbuka yang komprehensif mengenai seksualitas sehingga mereka dapat membuat pilihan hidup yang sehat dan tepat dan dapat mencegah terjadi pernikahan dini yang dapat memberikan dampak buruk untuk masa depan mereka.
Editor: M. Zainudin Aklis
Tinggalkan Komentar