Semarang, Bestarinesia.com – Bumi Perkemahan Candra Birawa, Karanggeneng, Kota Semarang, menjadi titik temu ratusan Pramuka Penegak dan Pandega dari berbagai daerah. Senin, 15 Desember 2025, Kemah Kemanusiaan dan Perdamaian SAKO Pramuka Pandu Ma’arif NU Jawa Tengah resmi dibuka, mempertemukan kontingen dari Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Kalimantan Selatan.
Kegiatan ini menjadi salah satu perkemahan lintas daerah terbesar yang digelar SAKO Pramuka Pandu Ma’arif NU dalam beberapa tahun terakhir. Sebanyak 703 peserta tercatat mengikuti kemah yang berlangsung selama lima hari, hingga 19 Desember 2025.
Upacara pembukaan dipimpin Ketua PBNU Jawa Tengah, KH. Abdul Ghaffar Rozin, M.Ed., yang bertindak sebagai pembina upacara. Dalam amanatnya, Gus Rozin menekankan pentingnya ruang perjumpaan antargenerasi muda sebagai modal sosial bagi perdamaian dan persatuan bangsa.
“Perkemahan seperti ini menjadi tempat belajar hidup bersama dalam perbedaan latar belakang dan daerah,” ujar Gus Rozin. Menurut dia, interaksi langsung di alam terbuka merupakan proses penting dalam membangun solidaritas, empati, dan rasa kebangsaan.
Laporan panitia yang disampaikan Fahrudin Karmani, Ketua Majelis Pembimbing SAKO Pramuka Pandu Ma’arif NU Jawa Tengah, menyebutkan bahwa peserta berasal dari Kwartir Daerah Jawa Tengah sebanyak 617 orang, DIY 57 orang, dan Kalimantan Selatan 29 orang. Mereka terdiri atas Pramuka Penegak dan Pandega yang akan mengikuti rangkaian kegiatan bertema kemanusiaan, perdamaian, dan lingkungan.
Ketua Kwartir Daerah Jawa Tengah, Prof. Dr. Ir. Slamet Budi Prayitno, M.Sc., menyambut positif pelaksanaan kemah lintas wilayah ini. Ia menilai pertemuan antarkontingen menjadi sarana strategis untuk memperkuat jejaring kepanduan sekaligus menanamkan nilai persatuan dalam bingkai kebangsaan.
Prosesi simbolik pelepasan lima belas ekor burung dara menjadi penanda dimulainya kemah. Burung-burung tersebut dilepaskan oleh jajaran tokoh NU, pimpinan kwartir, perwakilan pemerintah, dan tokoh kepanduan. Pelepasan itu merepresentasikan pesan damai yang menjadi roh utama kegiatan.
Kemah ini mengusung tema “Merawat Jagad, Mencintai Lingkungan untuk Masa Depan.” Melalui tema tersebut, peserta diajak untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya kepedulian sosial dan lingkungan sebagai bagian dari tanggung jawab warga bangsa.
Setelah upacara pembukaan, para tamu undangan berkeliling meninjau tapak kemah peserta. Di antara deretan tenda, terlihat bendera kontingen berkibar berdampingan—menjadi simbol perjumpaan lintas daerah yang diikat oleh semangat kepanduan dan nilai kemanusiaan.
Selama lima hari ke depan, Bumi Perkemahan Candra Birawa akan menjadi ruang hidup bersama bagi ratusan pandu muda. Di tempat itulah, persaudaraan lintas wilayah dirawat, dan pesan perdamaian dipraktikkan dalam keseharian berkemah.




Leave a Comment