Home » Pesona Budaya Betawi: Expo KKN Tematik UPGRIS Kelompok 17

Pesona Budaya Betawi: Expo KKN Tematik UPGRIS Kelompok 17

Kab. Semarang, Bestarinesia.com – Mahasiswa KKN Tematik Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) Kelompok 17 sukses menyelenggarakan kegiatan Expo bertema “Pesona Budaya Betawi” sebagai penutup rangkaian program kerja mereka. Kegiatan ini menjadi ajang untuk menampilkan hasil
kreativitas, edukasi budaya, dan kolaborasi antara mahasiswa serta masyarakat.

Mengusung tema Budaya Betawi, expo tersebut menampilkan hiasan stand yang meriah dengan nuansa khas DKI Jakarta, mulai dari ornamen ondel-ondel, warna merah dan emas yang mencolok, hingga hiasan “gagar mayang” yang memperindah suasana acara. Dekorasi ini berhasil menciptakan atmosfer yang hangat dan semarak, menggambarkan kekayaan budaya Betawi yang penuh warna dan keceriaan.

Selain menampilkan hasil kegiatan mahasiswa selama KKN, expo ini juga menghadirkan partisipasi UMKM dari Desa Nyatnyono. Para pelaku UMKM menampilkan berbagai produk unggulan seperti olahan makanan tradisional, kerajinan tangan, serta hasil produk rumahan yang menjadi kebanggaan warga desa. Keterlibatan UMKM ini menjadi wujud nyata sinergi antara mahasiswa dan masyarakat dalam mendorong perekonomian lokal.

Ketua Kelompok KKN 17 menyampaikan bahwa pemilihan tema Betawi bertujuan untuk memperkenalkan salah satu budaya besar Nusantara kepada masyarakat sekaligus menanamkan nilai cinta budaya Indonesia kepada generasi muda.
“Kami ingin mengajak masyarakat mengenal lebih dekat budaya Betawi, sekaligus
menumbuhkan semangat untuk melestarikan kebudayaan daerah di tengah arus modernisasi,”
ujarnya.

Expo ini juga menjadi wadah untuk menampilkan kreativitas mahasiswa dalam bidang seni,
desain, dan edukasi masyarakat, yang dikemas secara menarik dan interaktif. Antusiasme
pengunjung terlihat dari ramainya stand-stand yang dikunjungi, baik oleh warga maupun tamu
undangan.

Melalui kegiatan ini, KKN Tematik UPGRIS Kelompok 17 berhasil menunjukkan bahwa
kegiatan pengabdian kepada masyarakat tidak hanya berfokus pada edukasi dan lingkungan,
tetapi juga dapat menjadi media pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi lokal.

More Reading

Post navigation

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *