Batang, Besatrinesia.com. – Sabtu, 20 Juli 2024 – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, Desa Wringingintung, sebuah desa yang didominasi masyarakat agraris, kini tengah bertransformasi menjadi desa digital. Hal ini tak lepas dari peran aktif karang taruna desa yang telah berhasil menguasai literasi identitas digital.
Program literasi digital yang digagas oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas DDiponegoro telah membuahkan hasil yang signifikan. Melalui serangkaian kegiatan penyuluhan dan pelatihan, karang taruna Desa Wringingintung kini memiliki pemahaman yang mendalam tentang pentingnya identitas digital dan cara memanfaatkannya secara optimal.
Wahyu, pemuda energik yang juga menjadi inisiator utama dalam program ini, mengungkapkan, “Sebelum mengikuti penyuluhan, kami hanya mengenal KTP sebagai identitas. Namun, setelah mendapatkan ilmu baru, kami menyadari bahwa identitas digital memiliki banyak manfaat, mulai dari mengakses layanan publik hingga peluang usaha online.”
Dengan bekal pengetahuan yang baru, karang taruna Desa Wringingintung tidak hanya menjadi pengguna aktif identitas digital, tetapi juga menjadi agen perubahan di desanya. Mereka aktif membantu warga desa dalam membuat akun identitas digital, memberikan panduan penggunaan, serta mengatasi kendala yang mungkin timbul.
Dampak positif dari program literasi digital ini sudah mulai terlihat. Beberapa warga desa telah berhasil memanfaatkan identitas digitalnya untuk mengurus berbagai keperluan administratif secara online, seperti pembayaran pajak, perizinan, dan pendaftaran program pemerintah. Selain itu, beberapa pemuda karang taruna juga telah memulai usaha online dengan memanfaatkan identitas digital sebagai sarana verifikasi.
Bapak Nasrudin, merasa sangat bangga dengan prestasi karang taruna. “Karang taruna telah membuktikan bahwa pemuda desa memiliki potensi yang luar biasa. Dengan bekal literasi digital, mereka dapat berkontribusi dalam memajukan desa,” ujarnya.Keberhasilan program literasi digital di Desa Wringingintung tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, lembaga pendidikan, dan masyarakat setempat. Dukuh Nanon Barat juga memberikan apresiasi atas inisiatif yang dilakukan oleh mahasiswa KKN dan karang taruna Desa Wringingintung.
Faiz mengatakan, “Program ini sangat inspiratif. Kami berharap program serupa dapat terus dikembangkan di desa-desa lain agar seluruh masyarakat Indonesia daPeluang dan Tantangan dari teknologii digital.”
Meskipun telah mencapai keberhasilan yang signifikan, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan desa digital di Wringingintung. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan infrastruktur teknologi informasi. Namun, dengan semangat gotong royong dan dukungan dari berbagai pihak, tantangan ini diyakini dapat diatasi.
Universitas Diponegoro berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan desa digital di Indonesia. Melalui program KKN, mahasiswa diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan ikut membangun Indonesia yang lebih maju.
Editor: M. Zainudin Aklis
Tinggalkan Komentar