Home » Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah Masyarakat di Desa Mojorejo: Mahasiswa KKN UNDIP Melakukan Pelatihan Pembuatan Sabun Cair Ramah Lingkungan dari Limbah Minyak Jelantah

Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah Masyarakat di Desa Mojorejo: Mahasiswa KKN UNDIP Melakukan Pelatihan Pembuatan Sabun Cair Ramah Lingkungan dari Limbah Minyak Jelantah

Sukoharjo, Bestarinesia.com – Pada tanggal 28 Juli 2024, Balai Desa Mojorejo menjadi saksi berlangsungnya acara pelatihan dan demonstrasi pembuatan sabun cair ramah lingkungan yang dipandu oleh Enggar Sulistyo Wibisono, mahasiswa program studi DIV Teknologi Rekayasa Kimia Industri dari KKN TIM II UNDIP 2024. Acara ini dihadiri oleh sekitar 40 ibu-ibu PKK se-Desa Mojorejo, yang antusias mengikuti setiap sesi kegiatan.

Pelatihan ini bertujuan untuk memperkenalkan teknik pembuatan sabun cair dari limbah minyak jelantah, sebuah inisiatif yang tidak hanya mengajarkan keterampilan baru tetapi juga memberikan solusi praktis terhadap masalah limbah rumah tangga. Dengan meningkatnya kesadaran akan perlunya pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, Enggar Sulistyo Wibisono ingin memberikan alternatif yang bermanfaat dan dapat diterapkan langsung oleh masyarakat desa.

Pelatihan dimulai pada pukul 14.00 WIB dengan sambutan dari ketua PKK Desa Mojorejo, yang menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap kegiatan ini. Enggar kemudian memulai sesi pertama dengan penjelasan tentang pentingnya pengelolaan limbah minyak jelantah dan dampaknya terhadap lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

Setelah memberikan teori dasar, Enggar memasuki sesi demonstrasi praktis. Berikut adalah langkah-langkah yang diajarkan:

Persiapan Bahan dan Alat: Enggar menjelaskan bahan-bahan yang diperlukan, seperti minyak jelantah, kalium hidroksida (KOH), dan air, serta alat-alat seperti wadah, spatula, dan pengaduk.

Pengolahan Minyak Jelantah: Peserta diperlihatkan cara menyaring dan membersihkan minyak jelantah untuk menghilangkan kotoran sebelum digunakan.

Pencampuran dan Pengolahan: Enggar menunjukkan cara mencampurkan minyak jelantah dengan kalium hidroksida (KOH) dalam proporsi yang tepat. Proses ini membutuhkan perhatian ekstra pada suhu dan waktu pencampuran untuk memastikan hasil akhir yang baik. Setelah tercampur rata campuran akan mengental yang menandakan bahwa adonan sabun cair sudah jadi. Kemudian tuang adonan kedalam ember dan tambahkan 800 mL air panas lalu aduk hingga tidak ada adonan yang menggumpal atau tercampu rata. Tambahkan Essential Oil (pewangi sabun), Pewarna Sabun supaya sabun cair ramah lingkungan lebih menarik. Setelah diaduk rata tambahkan larutan garam untuk mengentalkan sabun cair dan aduk hingga rata

Pengemasan dan Penyimpanan: Langkah terakhir tuagkan sabun cair yang sudah jadi kedalam wadah/ botol pump, sabun cair ramah lingkungan siap digunakan.

Selama sesi praktis, peserta sangat aktif dan terlibat. Mereka diberi kesempatan untuk mempraktikkan langsung setiap langkah di bawah bimbingan Enggar. Antusiasme peserta sangat terasa, terutama saat mereka mulai melihat hasil akhir dari proses yang telah mereka jalani.

Ibu-ibu PKK mengajukan berbagai pertanyaan terkait teknik dan bahan yang digunakan, menunjukkan minat dan keingintahuan mereka tentang bagaimana sabun cair ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Diskusi interaktif juga dilakukan mengenai potensi manfaat tambahan dari sabun cair ini, seperti penggunaan dalam kegiatan rumah tangga dan penghematan biaya.

Pelatihan ini memberikan manfaat ganda: tidak hanya memberikan keterampilan baru bagi peserta, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah. Banyak peserta merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk mencoba membuat sabun cair di rumah mereka sendiri. Beberapa dari mereka bahkan mengungkapkan niat untuk membagikan ilmu yang diperoleh kepada keluarga dan tetangga mereka.

Kegiatan pelatihan pembuatan sabun cair ramah lingkungan ini dinilai sangat sukses dan memberikan dampak positif bagi Ibu-ibu PKK Desa Mojorejo. Enggar Sulistyo Wibisono berhasil menyampaikan informasi yang bermanfaat dengan cara yang praktis dan mudah dipahami. Para peserta meninggalkan acara dengan pengetahuan baru dan keterampilan yang dapat langsung diterapkan, serta kesadaran yang lebih tinggi tentang pentingnya pengelolaan limbah yang berkelanjutan.

Acara ini menunjukkan komitmen mahasiswa KKN UNDIP dalam memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat serta mendukung upaya pelestarian lingkungan. Diharapkan bahwa kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesadaran lingkungan di berbagai komunitas.

Lanjut Membaca

Post navigation

Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *