Home » Meningkatkan Literasi Anak Sejak Dini: Program Bimbingan Belajar Calistung Mahasiswa KKN Universitas PGRI Semarang

Meningkatkan Literasi Anak Sejak Dini: Program Bimbingan Belajar Calistung Mahasiswa KKN Universitas PGRI Semarang

Semarang, Bestarinesia.com –  Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) menginisiasi program bimbingan belajar membaca, menulis, dan berhitung (Calistung) bagi anak-anak usia 4 hingga 9 tahun di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, pada 19 Februari 2025. Program ini merupakan bentuk kontribusi mahasiswa dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar di masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi mahasiswa KKN di lokasi, ditemukan bahwa masih ada anak kelas 5 SD yang belum bisa membaca. Untuk itu, program bimbingan Calistung ini dilaksanakan secara berkala setiap hari Rabu selama masa KKN dengan metode pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Program ini diikuti oleh 9 anak dengan rentang usia 3-11 tahun.

Dalam pelaksanaannya, mahasiswa KKN menerapkan beberapa strategi pembelajaran, di antaranya metode belajar sambil bermain, di mana anak-anak diajak belajar menggunakan kartu huruf dan angka, permainan edukatif, serta lagu-lagu yang membantu mereka menghafal dengan lebih mudah. Selain itu, diterapkan pula pendekatan personal dan kelompok, di mana anak-anak dibagi ke dalam kelompok kecil sesuai usia dan tingkat pemahaman mereka. Bagi anak-anak yang mengalami kesulitan lebih besar, mahasiswa KKN memberikan bimbingan secara individual. Untuk mendukung kegiatan ini, mahasiswa juga menyusun modul dan bahan ajar sederhana yang mudah dipahami anak-anak.

Sejak program ini dimulai, terlihat adanya peningkatan antusiasme anak-anak dalam belajar. Beberapa dari mereka yang sebelumnya belum mengenal huruf dan angka kini mulai memahami dasar-dasar membaca, menulis, dan berhitung. Selain itu, orang tua semakin menyadari pentingnya pendidikan usia dini dan mulai lebih aktif terlibat dalam proses belajar anak-anak mereka.

Mahasiswa KKN berharap bahwa program ini tidak hanya memberikan manfaat selama masa pengabdian berlangsung, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat dan pemerintah desa untuk terus mendukung pendidikan anak sejak usia dini. Dengan perhatian lebih terhadap Calistung, diharapkan generasi mendatang akan tumbuh menjadi individu yang lebih siap menghadapi tantangan akademik dan kehidupan.

Sebagai mahasiswa, program ini menjadi bukti bahwa peran akademisi dalam pembangunan masyarakat tidak hanya terbatas pada teori di ruang kelas, tetapi juga harus diwujudkan dalam aksi nyata yang memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. (*)

Lanjut Membaca

Post navigation

Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *