Semarang, Bestarinesia.com – Dalam era digital yang semakin berkembang pesat, arus informasi mengalir begitu cepat melalui berbagai platform media sosial. Sayangnya, tidak semua informasi yang tersebar di dunia maya dapat dipercaya. Hoaks atau berita bohong menjadi salah satu tantangan serius yang dapat memicu keresahan di masyarakat. Menyadari pentingnya literasi digital, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) berkolaborasi dengan ibu-ibu PKK di Kelurahan (Nama Kelurahan) untuk mengadakan kampanye anti-hoaks.
Kegiatan yang berlangsung (24/2/2025) di Balai Kelurahan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama kaum ibu, mengenai bahaya berita palsu dan cara mengidentifikasi informasi yang valid.
Kampanye ini juga menekankan pentingnya peran keluarga dalam menangkal hoaks, mengingat ibu-ibu PKK memiliki peran strategis dalam menyaring informasi sebelum menyebarkannya kepada anggota keluarga dan lingkungan sekitar. Mahasiswa KKN memberikan edukasi mengenai berbagai jenis hoaks yang sering beredar, seperti hoaks kesehatan, politik, dan sosial.
Salah satu mahasiswa KKN, Syahrul, menjelaskan bahwa hoaks sering kali dikemas dengan judul sensasional agar menarik perhatian masyarakat.
“Banyak dari kita yang mudah percaya dengan informasi yang viral tanpa mengecek kebenarannya karena telabuhi beberapa judul yang sesasional. Padahal, hoaks bisa menimbulkan keresahan, bahkan merugikan orang lain. Oleh karena itu, kita harus lebih teliti dalam menerima dan membagikan informasi,” ujar Syahrul selaku pemateri pada kegiatan ini.
Kegiatan ini juga menghadirkan sesi praktik untuk membantu peserta memahami cara mengecek kebenaran berita. Ibu-ibu PKK diajarkan bagaimana memverifikasi informasi melalui situs resmi seperti cekfakta.com, turnbackhoax.id, dan menggunakan fitur pencarian gambar di Google untuk mengecek keaslian foto atau video yang tersebar.
Okta Vian Agesti, selaku mahasiswa KKN, berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sehingga tidak lagi terjebak dalam berita hoax atau menyaring terlebih dahulu setiap informasi.
“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi awal dari gerakan literasi digital yang lebih luas. Dengan masyarakat yang semakin cerdas dalam memilah informasi, kita bisa bersama-sama melawan hoaks dan menciptakan lingkungan yang lebih aman secara digital,” ujar Okta Vian Agesti salah satu mahasiswa KKN.
Selain sosialisasi, kegiatan ini juga diisi dengan sesi diskusi interaktif. Banyak peserta mengungkapkan bahwa hoaks sering kali menyebar melalui grup WhatsApp keluarga atau arisan.
“Saya sering kali menemukan beberapa informasi, biasanya di WAG keluarga. Saya mengucapkan rasa terima kasih atas edukasi yang diberikan mahasiswa KKN dan berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan agar semakin banyak masyarakat yang paham pentingnya literasi digital.” Ujar Ibu Rokhayah, salah satu ibu PKK Kelurahan.
Dengan semangat kolaborasi antara mahasiswa KKN dan ibu-ibu PKK, diharapkan kampanye anti-hoaks ini dapat memberikan dampak positif dalam menciptakan masyarakat yang lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi. Langkah kecil ini diharapkan menjadi awal dari gerakan literasi digital yang lebih luas demi terciptanya lingkungan yang lebih aman dari hoaks.
Tinggalkan Komentar