Home » Mahasiswa KKN UPGRIS Berkolaborasi dalam Mempromosikan UMKM Jamu Ibu Suwarti kepada Masyarakat Muda di Desa Batursari

Mahasiswa KKN UPGRIS Berkolaborasi dalam Mempromosikan UMKM Jamu Ibu Suwarti kepada Masyarakat Muda di Desa Batursari

Demak, Bestarinesia.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) melakukan kolaborasi antara Seksi Kewirausahaan dan Seksi Literasi Digital dalam mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Batursari. Fokus utama program ini adalah membantu pemasaran jamu tradisional buatan Ibu Suwarti, seorang pelaku UMKM yang telah lama menjalankan usaha jamu di desa tersebut secara mandiri.

Dalam kolaborasi ini, Seksi Kewirausahaan, yang diketuai oleh Fajar Nizar dan Seksi Literasi Digital di ketuai oleh Raju Iftaq bertugas untuk memasarkan jamu kepada pemuda di Desa Batursari. Upaya ini dilakukan melalui pemasaran langsung kepada masyarakat muda dengan memasarkanya melalui angkringan yang dimana menjadi tempat paling potensial anak muda nongkrong ataupun berkumpul. Selain itu pengemasan produk yang lebih ekonomis dan menarik juga kita berikan dengan mengemasnya dalam botol dan membuatkanya label produk agar lebih menarik minat pembeli. Usaha ini berguna untuk memberikan edukasi mengenai manfaat mengonsumsi jamu bagi kesehatan terutama untuk anak muda.

Salah satu program kerja Seksi Kewirausahaan dengan pembuatan video dan foto promosi. Video ini diunggah di berbagai platform digital agar produk jamu Ibu Suwarti lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Koordinator KKN Kelompok 9, Fajar Nizar, menyatakan bahwa program ini bertujuan untuk membantu UMKM lokal dalam meningkatkan daya saing dan memperluas jangkauan pasar.

“Kami ingin membantu pelaku UMKM, khususnya Ibu Suwarti, agar produknya lebih dikenal, terutama di kalangan anak muda yang saat ini cenderung kurang  familiar dengan jamu tradisional,” ujar Fajar.

Sementara itu, Raju menambahkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan mencakup promosi langsung dan digital.

“Kami tidak hanya menjual jamu secara langsung, tetapi juga menggunakan media sosial sebagai sarana promosi. Dengan adanya video promosi yang dibuat oleh tim literasi digital, harapannya produk ini bisa menjangkau lebih banyak orang,” katanya.

Ibu Suwarti sebagai pemilik usaha mengaku sangat terbantu dengan adanya program ini.

“Biasanya pelanggan saya kebanyakan orang tua, tapi sekarang banyak pemuda yang mulai tertarik mencoba jamu. Dengan adanya promosi digital, semoga usaha saya semakin berkembang,” ujar Ibu Suwarti.

Kolaborasi antara Seksi Kewirausahaan dan Seksi Literasi Digital dalam program KKN UPGRIS ini menunjukkan bahwa pendekatan modern dalam pemasaran dapat membantu UMKM lokal bertahan dan berkembang di era digital. Dengan promosi yang lebih luas, jamu tradisional tidak hanya tetap lestari, tetapi juga semakin diminati oleh generasi muda.(*)

Lanjut Membaca

Post navigation

Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *