Kendal, Bestarinesia.com – Demam Berdarah (DBD) masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di Indonesia. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terdeteksi di banyak wilayah, termasuk di Kabupaten Kendal. Kendal menjadi salah satu daerah dengan peningkatan penyebaran DBD yang cukup cepat setiap tahunnya. Pada tahun 2023, tercatat 375 kasus DBD di Kendal dengan 29 orang meninggal. Sementara itu, sepanjang tahun 2024, mulai Januari hingga September, terdapat 831 kasus dengan jumlah kematian 25 orang.
Dengan melihat permasalahan dan potensi bahan alami yang ada, Tim KKN kelompok 64 Universitas PGRI Semarang 2025 bertekad untuk memberikan pelatihan di desa Kangkung mengenai pembuatan aromatherapi anti nyamuk dari bahan alami. (2/2/2025)
Mahasiswa dalam pelatihan ini memanfaatkan serai sebagai bahan untuk pembuatan aromaterapi. Diketahui bahwa serai memiliki aroma unik yang tidak disukai nyamuk. Selain itu, pemakaian spray anti nyamuk dari serai sangat aman digunakan untuk kulit sensitif pada anak-anak karena berbahan dasar alami.
Pelatihan pembuatan aromatherapi anti nyamuk dari bahan alami serai disambut antusias oleh Ibu-Ibu Jam’iyyah Dusun Krajan dipandu langsung oleh salah satu mahasiswa KKN UPGRIS. Dalam pelatihan ini peserta diberi pengetahuan tentang kandungan serai dan cara pembuatan aromaterapi yang dapat mengusir nyamuk di rumah.
Sejumlah Ibu-Ibu Jam’iyyah bersemangat untuk mengaplikasikan aromatherapi anti nyamuk dari bahan alami serai secara mandiri di rumah karena bahan yang pasti ada dirumah dan cara pembuatannya yang mudah.
“Saya baru tau ternyata serai dapat kita jadikan untuk mengusir nyamuk dan cara pembuatannya juga tidak sulit.” Ujar salah satu peserta
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan keterampilan praktis kepada masyarakan dalam upaya menekan penyebaran DBD dengan memanfaatkan bahan alami. Selain itu, mengubah prevalensi penggunaan bahan kimia yang berbahaya ke bahan alami dan menyehatkan.
Dengan itu, diharapkan masyarakatkan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari hingga dibagikan kepada lingkungan sekitar untuk ikut andil dalam meningkatkan kesehatan.
Tinggalkan Komentar