Home » Kuliah Tamu Bersama KH Zainal Aisy: Metode Penelitian Hadis dalam Kajian Ulumul Hadis

Kuliah Tamu Bersama KH Zainal Aisy: Metode Penelitian Hadis dalam Kajian Ulumul Hadis

Semarang, Bestarinesia.comProgram Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Ivet menggelar kuliah tamu bertajuk “Metode Penelitian Hadis” dengan narasumber KH Zainal Aisy dari Pondok Pesantren Mamba’ul Qur’an, Larangan, Pringapus, Kabupaten Semarang. Acara yang dilaksanakan pada Selasa, 16 Januari 2024, bertempat di Laboratorium Kampus Universitas Ivet ini dihadiri oleh mahasiswa PAI dari berbagai angkatan.

Kuliah tamu ini diselenggarakan sebagai bagian dari mata kuliah Ulumul Hadis. Ketua Program Studi PAI Universitas Ivet, Jihan Avie Yusrina, M.S.I., dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat memberikan wawasan mendalam kepada mahasiswa mengenai metodologi penelitian hadis. “Kajian hadis adalah bagian penting dalam studi Islam, dan metode penelitian yang baik menjadi kunci dalam menjaga otentisitas dan relevansinya,” ujar Jihan.

KH Zainal Aisy, seorang pakar hadis yang telah berpengalaman dalam dunia pendidikan pesantren, membuka sesi dengan menjelaskan pentingnya pemahaman tentang klasifikasi hadis. Ia menekankan bahwa penelitian hadis memerlukan pendekatan yang sistematis dan mendalam untuk menilai keabsahan sanad dan matan. “Penelitian hadis bukan hanya tentang menghafal, tetapi juga memahami konteks dan relevansinya dalam kehidupan modern,” paparnya.

Dalam sesi pertama, KH Zainal memaparkan langkah-langkah penelitian hadis, mulai dari pengumpulan sumber, analisis sanad, hingga kritik matan. Ia menjelaskan bahwa analisis sanad adalah proses penting untuk menelusuri silsilah perawi hadis dan menilai tingkat kejujurannya. “Seorang peneliti hadis harus kritis dan jeli agar hasil kajiannya dapat dipertanggungjawabkan,” tambahnya.

Sesi kedua difokuskan pada implementasi metode penelitian hadis dalam dunia akademik. KH Zainal memberikan contoh-contoh konkret penelitian hadis yang telah dilakukan, baik di lingkungan pesantren maupun di universitas. Ia juga membagikan teknik penggunaan kitab-kitab hadis klasik, seperti Shahih Bukhari, Musnad Ahmad, dan Sunan Abi Dawud, sebagai sumber utama dalam penelitian.

Mahasiswa yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi, terutama dalam sesi diskusi. Salah satu pertanyaan yang diajukan adalah bagaimana menghadapi hadis-hadis yang dianggap bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern. Menanggapi hal ini, KH Zainal menegaskan pentingnya memahami konteks historis hadis dan berpegang pada prinsip kehati-hatian dalam menafsirkan teks.

Selain itu, KH Zainal juga menyoroti peran teknologi dalam penelitian hadis. Ia menjelaskan bahwa perangkat digital seperti software hadis dan aplikasi berbasis AI dapat membantu mahasiswa dalam mengakses referensi dan melakukan analisis secara lebih efisien. “Namun, teknologi adalah alat, bukan pengganti keilmuan dasar yang harus tetap dikuasai,” jelasnya.

Sesi ini diakhiri dengan praktik langsung penelitian hadis. Mahasiswa diajak untuk menganalisis sebuah hadis secara kolektif dengan metode yang telah diajarkan. Praktik ini memberikan pengalaman langsung kepada peserta tentang bagaimana penelitian hadis dilakukan secara ilmiah.

Salah satu mahasiswa, Rizky, mengungkapkan bahwa kuliah tamu ini memberikan banyak wawasan baru. “Saya jadi lebih paham pentingnya penelitian hadis dalam studi Islam dan merasa termotivasi untuk mendalami ilmu ini,” ujarnya.

Kuliah tamu ini ditutup dengan penyerahan cinderamata kepada KH Zainal Aisy sebagai bentuk apresiasi atas ilmu yang telah dibagikan. Ketua Program Studi, Jihan Avie Yusrina, M.S.I., berharap agar mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan dalam penelitian-penelitian akademik selanjutnya. Acara ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan kompetensi mahasiswa PAI Universitas Ivet dalam bidang penelitian hadis. (adm/sry)

Lanjut Membaca

Post navigation

Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *