Home » KKN UNDIP Berdayakan Mojorejo: Investasi Gizi Sehat, Masa Depan Anak Cerdas!

KKN UNDIP Berdayakan Mojorejo: Investasi Gizi Sehat, Masa Depan Anak Cerdas!

Sukoharjo, Bestarinesia.com – Paulina Rachel Phinasthi, mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro (UNDIP) tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM II 2024, ia berhasil menginisiasi program pemberdayaan ibu dengan anak usia balita di Desa Mojorejo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.

Program yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 3 Agustus 2024 di Posyandu Balita Dukuh Mojorejo ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat, khususnya ibu-ibu dengan anak usia balita mengenai pentingnya gizi seimbang dan upaya pencegahan stunting.

Dalam sesi edukasi, Paulina menjelaskan tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan, pemberian makanan pendamping ASI yang bergizi, serta pentingnya menjaga kebersihan makanan dan peralatan makan.

Tidak hanya sebatas edukasi saja, kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 40 orang mulai dari ibu dengan anak usia balita, bidan desa Mojorejo, dan seluruh kader posyandu balita dari 5 pos yang ada di Desa Mojorejo ini juga dilanjutkan dengan pengenalan dan demonstrasi pembuatan inovasi makanan bergizi yang berbahan dasar ikan guna mendorong kreativitas ibu dalam menyiapkan menu bervariasi agar lebih menarik bagi si kecil. Para ibu sangat antusias mengikuti kegiatan demonstrasi memasak. Mereka aktif bertanya tentang cara mengolah bahan makanan yang berbeda dan berbagi tips mengenai makanan favorit anak-anak mereka. Dengan partisipasi yang tinggi dari masyarakat menjadi bukti nyata kepedulian mereka terhadap tumbuh kembang anak-anak.

Berdasarkan hasil observasi, Desa Mojorejo masih menghadapi masalah gizi kurang dan stunting. Kondisi ini menjadi perhatian serius mengingat dampak jangka panjang dari stunting terhadap tumbuh kembang anak, baik fisik maupun mental. Stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis,.tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik anak, tetapi juga berdampak pada perkembangan kognitif, daya tahan tubuh, dan produktivitas di masa depan. Anak-anak stunting cenderung memiliki kemampuan belajar yang lebih rendah, rentan terhadap penyakit, dan memiliki produktivitas kerja yang lebih rendah saat dewasa.

Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap adanya kasus gizi kurang dan stunting di Desa Mojorejo adalah kurangnya akses terhadap makanan bergizi. Dalam program ini, Paulina tidak hanya memberikan edukasi tentang gizi seimbang, tetapi juga memperkenalkan inovasi olahan makanan berbahan dasar ikan lele. Ikan lele merupakan sumber protein hewani yang sangat baik untuk pertumbuhan anak. Selain manfaatnya sebagai sumber protein hewani yang sangat baik, harga ikan lele di pasaran juga relatif lebih terjangkau sehingga ramah di kantong. Dengan berbagai variasi olahan yang menarik, diharapkan anak-anak dapat lebih menyukai makanan bergizi dan ibu-ibu memiliki pengetahuan baru dalam mengolah makanan.

Program kerja ini mendapatkan sambutan positif dari seluruh peserta. Ibu-ibu merasa terbantu dengan adanya kegiatan ini karena mendapatkan informasi yang sangat bermanfaat. Bidan desa Mojorejo juga mengapresiasi inisiatif Paulina dan berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Program pemberdayaan ibu dengan anak usia balita yang dilaksanakan oleh Paulina telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan pencegahan stunting. Partisipasi aktif dari masyarakat dan dukungan dari berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan program ini.

Dengan adanya program ini, diharapkan pengetahuan masyarakat, terutama ibu-ibu dengan anak usia balita, mengenai gizi seimbang dan pencegahan stunting dapat meningkat. Selain itu, diharapkan juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memberikan asupan gizi yang baik bagi anak sejak dini.

Lebih lanjutnya, diperlukan upaya berkelanjutan untuk mengatasi masalah stunting. Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk program-program gizi, meningkatkan akses masyarakat terhadap makanan bergizi, serta memperkuat sistem rujukan untuk anak-anak yang mengalami gangguan pertumbuhan.

Lanjut Membaca

Post navigation

Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *