Junaidi Abdul Munif Berikan Strategi Penulisan Artikel Populer (Opini/Esai) bertema Pendidikan

Semarang, Bestarinesia.com-Dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Plus Part 2 dengan tema “Strategi Penulisan Artikel Populer (Opini/Esai) bertema Pendidikan,” Kepala Sekolah SMP Tahfidz Al Furqon Karangawen Demak, Junaidi Abdul Munif, memaparkan dua gaya utama dalam menulis artikel populer, yaitu gaya teknokratis dan gaya sosiologis. Acara yang berlangsung pada Selasa (5/11/2024) ini diadakan secara daring melalui Zoom Meeting dan dimoderatori oleh mahasiswa INISNU Temanggung, Fina Alif Laila.

Menurut Junaidi, gaya teknokratis dalam artikel pendidikan berfokus pada respons terhadap kebijakan dan regulasi, seperti Undang-Undang, Peraturan Menteri, atau peraturan lainnya. “Gaya teknokratis mencakup isu kebijakan pemerintah, kurikulum, strategi pembelajaran, hingga kebijakan tentang guru,” jelasnya. Sementara itu, gaya sosiologis mengkaji dampak pendidikan dalam konteks sosial yang lebih luas, mencakup keterkaitan pendidikan dengan dunia kerja, perilaku masyarakat, pengaruh dunia luar terhadap peserta didik, serta hubungan pendidikan dengan aspek ekonomi.

Junaidi juga menekankan pentingnya tema pendidikan dalam karya tulis. “Pendidikan adalah tema yang relevan bagi banyak orang, khususnya generasi muda yang diharapkan membangun masa depan bangsa. Di Indonesia, pendidikan memiliki bentuk yang beragam, mulai dari pendidikan formal, nonformal, hingga informal,” ujarnya. Ia menjelaskan bahwa tiga kementerian di Indonesia menaungi pendidikan, yakni Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), serta Kementerian Agama. “Pendidikan agama memiliki peran penting dalam lanskap pendidikan Indonesia,” tambahnya.

Di sisi lain, dosen Teknologi Pendidikan UNNES, Abdul Arif, menjelaskan perbedaan antara esai dan opini meskipun keduanya termasuk dalam tulisan populer. Menurutnya, esai adalah tulisan singkat yang mencerminkan opini atau pandangan penulis terhadap suatu isu, dengan ciri khas berupa argumentasi kuat, analisis mendalam, dan gaya bahasa yang khas.

Abdul Arif juga membagikan sejumlah tips menulis esai, di antaranya: memilih topik yang relevan dan menarik, melakukan riset dan mengumpulkan data valid, menyusun kerangka tulisan, menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami, menerapkan gaya bahasa yang personal, menyertakan contoh dan ilustrasi yang relevan, serta menutup dengan kesimpulan yang kuat dan berkesan.

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Plus yang digagas oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah. Acara dibuka oleh Koordinator GLM Plus, Hamidulloh Ibda, yang mewakili Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah. “Ini adalah edisi kedua, dan kami akan melanjutkan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan GLM setiap Selasa hingga akhir Desember,” ujarnya. Kegiatan ini diikuti oleh ratusan peserta dari kalangan guru, tenaga kependidikan, hingga pelajar Ma’arif NU. [adm]

Lanjut Membaca

Post navigation

Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *